Tuesday, April 21, 2015

Selamat Datang di Jepang!

Pesawat JL726 yang saya tumpangi itu berukuran sangat besar, maklum meski berkali-kali naik pesawat saya belum pernah naik pesawat model Boeing 787. Dengan body yang sangat besar itu, sangat jarang terjadi tubulensi (atau mungkin ada tapi saya tidak ngerasain aja) di dalam pesawat. Jadi saya asik saja tidur, bangun, makan, nonton video, dan main game. Saya cukup menikmati semua fasilitas yang memang sudah disediakan oleh maskapai JAL. Selain itu, ada fasilitas yang bikin saya ngiler pengen nyobain, yaitu Wi-fi on Flight. Canggih ya, pesawat jaman sekarang sudah disediakan Wi-Fi. Namun sayang, untuk bisa mengaksesnya kita diharuskan bayar sekitar 3000 - 6000yen (saya agak lupa, tapi lumayan mahal).

Saya susah tidur nyenyak di pesawat, terkadang terbangun sebentar dan mencoba untuk tidur lagi itu rasanya sulit. Mungkin sekitar jam 2 AM saya baru bisa tertidur.

Menjelang subuh, saya bangun dan mendirikan shalat, sambil duduk saja sebenernya. Saya nggak tidur lagi saat itu, karena mba-mba pramugari JAL mulai bergegas memberikan sarapan, lumayan...

Saya menoleh sebentar ke jendela pesawat, awan-awan di sisi pesawat bisa terlihat jelas dan saya agak terpana ngeliatin jendela karena ada gumpalan-gumpalan es kecil menempel di baik jendela luar. Subhanallah berarti diatas itu saat malam dingin banget!

Matahari mulai terlihat cerah, meski awan sedikit menutupi matahari pagi itu. Perlahan tapi pasti, pesawat mulai menurunkan ketinggiannya, dia mulai mendekati bandara Narita. Dari atas, saya melihat Jepang. Ini lho Jepang yang selama ini cuma saya lihat dan bayangkan lewat foto, dan video. Saya berdecak kagum dalam hati dan bersyukur sebentar lagi akan memijakkan kaki ke belahan bumi Allah SWT yang lainnya. Pesawat semakin dekat dengan landasan pacu. Sekitar pukul 7:10 JST tanggal 2 April 2015, pesawat-pun mendarat dengan mulus. Hamparan sakura terlihat dari kiri-kanan landasan, seperti menyapa setiap orang yang mendarat pagi itu. Alhamdulillah. 

***

Semua orang berjalan sangat cepat, di Jepang gaya berjalan seperti ini sudah sangat biasa. Saya dan beberapa teman sesama penerima monbusho bergegas berjalan menuju Keimigriasian Narita Airport. Disana antrian sudah sangat panjang, bayangkan saja kami yang dari Indonesia mungkin ada sekitar 40 orang (S1,D2,D3, Research Student) dan ditambah lagi rekan-rekan awardee dari negara lain yang datang disaat hampir bersamaan. Jadilah, untuk urusan imigrasi saja sudah menghabiskan waktu hampir 1,5jam. Saat di Imigrasi, kita yang akan tinggal cukup lama di Jepang akan diberikan Resident Card (semacam KTP untuk orang asing; dulu namanya Alien Card), jadi dijaga baik-baik dan jangan sampai hilang kalau nggak mau disangka kriminal dan pendatang gelap :D

Usai mengambil bagasi, saya mendorong bagasi saya dengan trolley menuju pintu kedatangan di Narita. Disinilah semua monbusho students yang datang dari Indonesia mulai menyebar, kami berpisah dengan sekedar sapa "Sampai ketemu lagi. Good luck!" dan semuanya pergi menuju universitasnya masing-masing.

Pihak University of Tsukuba mengabarkan kalau akan ada staff yang menunggu di depan pintu kedatangan. Seorang berwajah Jepang banget, berpakaian rapi dengan jas dan pakaian serba hitam mengangkat tinggi-tinggi kertas bertuliskan nama 4 orang dari Indonesia, saya dan 3 rekan lainnya (Mas Fajar, Mba Eka, dan Kak Yumi). Kamipun membalas dengan melambaikan tangan, "Hello, sir", seakan sudah mengerti kalau kamilah ke-empat orang itu diapun menyapa "Selamat Datang di Jepang! Selamat Datang!" dengan wajah ramah dan antusias. Dan ucapan selamat datang itu diulang berkali-kali. Lucu juga, saya udah nahan ketawa pas bapaknya ngomong begitu, tapi di sisi lain saya merasa tersanjung dia bela-bela-in belajar ngucapin selamat datang dalam Bahasa Indonesia. Salut!

Saya pun keluar dari ruang kedatangan Narita. Udara dingin di Jepang seperti menusuk-nusuk tulang, saya pikir jaket saya cukup tebal tapi sepertinya nggak begitu sanggup melindungi diri dari angin kencang dan udara dingin.

Tidak menunggu lama, bersama dengan beberapa mahasiswa dari negara lain, kami menaiki bus jemputan University of Tsukuba dan segera menuju kampus. Perlu dicatat, sepertinya tidak semua universitas menjemput student-nya, bahkan ada yang hanya menunggu kedatangan kita di kampus. Jadi mesti mandiri. Tadi awalnya saya mikir juga akan naik bis sendiri dari Narita ke universitas, tapi syukurnya dijemput dan bisa hemat duit transpor. *hemat duit selalu jadi problem* lol.

Perjalanan dari Narita ke Tsukuba akan memakan waktu sekitar 1 jam. Selama diperjalanan, kami dimanjakan (atau lebih tepatnya disambut) oleh hamparan pemandangan yang asing; yaitu pohon sakura yang bermekaran. Saya lebih banyak tidur selama diperjalanan 60 menit ini meski sesekali menoleh ke luar melihat pemandangan baru.

Dan tibalah saya di University of Tsukuba!

Saya diberitahukan oleh sensei via email bahwa akan ada seorang mahasiswa di lab-nya yang akan menjemput saya; Lin-san. Hari pertama di Tsukuba, Lin-san lah yang banyak membantu saya. Mulai dari bantuin angkat koper, mengurus prosedur masuk ke dormitory kampus, mengantar saya ke lab untuk bertemu sensei, menemani saya di acara orientasi penerima beasiswa, dan macem-macemlah yang berkaitan dengan administrasi kampus. Karena terkadang beberapa dokumen ditulis dalam bahasa Jepang. よろしくお願いします。

Begitulah hari pertama saya di Jepang, dan akan memulai hidup baru sebagai research student di di University of Tsukuba. Hasil pertemuan pertama saya dengan sensei bisa disimpulkan saat ini tugas saya yang paling penting adalah mempersiapkan diri untuk ujian masuk universitas, agar semester depan saya langsung bisa memulai masuk ke master degree. Bismillah, mohon doanya ya! :D

Tsukuba-shi, Perfecture Ibaraki, Japan - April 21st, 2015.


First day in University of Tsukuba was very clear and defenitely cold. Even the sun was bright on Summer, it was still colder than I ever felt in my hometown. Wearing 2 or more jackets will protect your body from 'masuk angin' when living in Tsukuba-shi.

8 comments:

Sanji said... Reply To This Comment

well guh, this made me so envy of you Tsukuba-ers. hahaha.
Kapan2 gw maen ke sana yak.

Teguh Budianto said... Reply To This Comment

Mas sanji why you so envy? I hope you enjoy your time in Nagoya.
Ayo main-main ke Tsukuba, ketemu di Tokyo juga boleh mumpung Golden week sebentar lagi.

Fairuz said... Reply To This Comment

Jangan lupa sholat ya nak...

Teguh Budianto said... Reply To This Comment

Iya om. Hehe

Nur'aini Azizah said... Reply To This Comment

Aaaakk proud of you om Teguuh! Break a leg ya disana.. :D

Teguh Budianto said... Reply To This Comment

@Nuraini Azizah Akk! I prouf of you too teh az. Insha Allah teh, saling mendoakan ya teh semoga lancar kuliahnya sampai PhD kalo bisa :D

Nur'aini Azizah said... Reply To This Comment

Siaaap... Aamiin... :D

Anonymous said... Reply To This Comment

assalamualaikum kak teguh
nama saya keumala hafni munthe dari sumatera utara.
apakah saya bisa meminta email kak teguh?

Post a Comment