Sunday, June 22, 2014

Monbukagakusho Research Student 2015 (Part 3) : Kelulusan Seleksi Berkas dan Tes Tertulis

Siang hari tanggal 10 Juni 2014, saya baru aja selesai makan siang di kantor. Karena masih jam istirahat, saya buka-buka facebook sebentar sekalian refreshing gitu. Eh saya nemu status update dari fans page Kedutaan Besar Jepang di Indonesia yang kira-kira isinya:
Selamat siang semuanya. Pengumuman hasil seleksi berkas beasiswa Monbusho program Research Student 2015 telah keluar dan dapat dilihat di http://www.id.emb-japan.go.jp/sch_rs.html研究留学生プログラムの書類選考の結果がでました。詳しくは上のリンクをクリックしてください(インドネシア語のみ
Saya penasaran banget, saya klik linknya dan download pengumumannya. Saya lihat satu persatu di list yang lulus, ada 87 orang yang lulus seleksi berkas, dan... Subhanallah Walhamdulillah... urutan 79 - TEGUH BUDIANTO - Lokasi Tes Tulis Medan - Wawancara 19 Juni 2014, Pukul 13:00. Ada nama saya??!!! :O (link penguman seleksi berkas: disini). Saya kaget bukan kepalang, rasanya aliran darah dari kepala ke kaki berasa di tengkuk saya, perasaan apa ini namanya. Sama seperti saat saya lulus seleksi berkas LPDP waktu itu.

Informasi dari monbusho mengenai kelulusan seleksi berkas benar-benar mengejutkan saya, saya nggak tau harus berekspresi gimana lagi selain bersyukur atas kesempatan yang Allah SWT beri buat saya ini. Saya sama sekali nggak pernah nyangka dipercobaan saya yang pertama mendaftar monbusho langsung memperoleh kesempatan ini. Jujur, saya tidak pernah banyak berharap akan bisa lulus bahkan diseleksi berkas sekalipun karena monbusho terkenal sebagai salah satu beasiswa favorit yang diperebutkan oleh mahasiswa Indonesia dengan segudang prestasi --- me? I’m not a part of that people. lol. Jadi ya saya waktu daftar aja udah seneng gitu, kebetulan sekali “Mendaftar Monbusho Research Student” ada di wishlist saya tahun 2012. Ya ampun lama banget ya baru bisa terwujud. Gimana nggak seneng coba? :D Setelah daftar saya pasrah dan berserah diri saja sama Allah SWT saat daftar dan lebih banyakin shalat dhuha. “Kalau memang ini rezeki saya, insha Allah tidak akan tertukar”, itu isi doa saya setiap selesai dhuha.

Pasca pengumuman tersebut, saya hanya punya waktu 1 minggu untuk persiapan keberangkatan dan tanggal-tanggal seleksi tulis dan wawancara bertepatan dengan kepindah-tugasan saya ke kantor di Cikarang (sekitar 1 jam dari Jakarta jika lalulintas tidak macet). Makin repot ini saya persiapan untuk seleksi berikutnya dan pindah-pindahan saya dari Riau ke Cikarang. 

Di pengumumannya, saya diarahkan untuk melaksanakan test tertulis beasiswa monbusho di Medan. Sebab, saat pendaftaran beasiswa saya memang memilih Medan sebagai tempat tujuan test karena lokasinya yang cukup ‘berdekatan’ dengan Riau. Saya dapat jadwal tes tertulis hari Senin, 16 Juni 2014 di Medan, dan tanggal 19 Juni 2014 di Depok untuk tes wawancaranya. Ya ampun, gimana caranya saya harus bepergian dari satu kota ke kota lain yang berbeda pulau pula dalam rentang waktu 3 hari? Saya harus modal besar kayanya nih. haha. Saya menepok jidat saya yang lebar ini dan langsung nyari-nyari kontak Bagian Kependidikan Kedubes Jepang di Jakarta. Katanya boleh ngajukan perpindahan lokasi tes. Akhirnya saya telpon Bagian Kependidikan Kedubes Jepang di Jakarta untuk pengajuan perpindahan lokasi tes tertulis. Tidak ada masalah dalam kepindahan ini, semua lancar dan memang diperbolehkan oleh panitia seleksinya. Jadilah saya bisa melaksanakan ujian tertulis monbuso di UI Depok.

Sebenarnya saya itu harus masuk kerja di hari pertama pas di hari yang sama dengan test tertulis. Jadi saya minta tolong ke Pak Ardan, atasan saya yang ngasih surat rekomendasi untuk monbusho juga, supaya bisa memberikan izin sehari agar bisa tetap ikut ujian monbusho ini. Dan Alhamdulillah saya dibolehin, terima kasih banyak Pak Ardan sudah banyak support saya, jadi malu kalau kerjaan banyak yang tertunda karena saya suka izin ngantor :(

***
Hari Minggu 15 Juni 2014, saya sudah bersiap-siap di Bandara SSK II Pekanbaru menunggu keberangkatan pesawat ke Jakarta, saya berdua sama Andin waktu itu. Sahabat saya di kampus dan sekantor pula sekarang di Cikarang. Sekalian juga, saya koordinasi sama Kenny (sahabat saya lainnya yang sedang kuliah S2 di Linguistik UI) nanya-nanya rute dari Bandara ke UI Depok. Setibanya saya di Bandara, saya dan Andin berpisah. Andin lebih dulu ke Bekasi tempat dia akan tinggal, dan saya melanjutkan perjalanan ke Depok menaiki Damri jurusan Pasar Minggu. Kenny yang khawatir saya nyasar, maklum saya cuma beberapa kali doang pernah ke Jakarta, akhirnya menunggu saya di Stasiun Pasar Minggu, karena kami berencana akan menaiki KRL dari Ps.Minggu ke stasiun Universitas Indonesia. Sesampainya di UI sudah malam hari, saya dititipin Kenny di kos-kosan temannya, kebetulan teman kuliahnya ini sedang nggak di kosan. Jadilah, saya bisa numpan pake kamarnya selama 1 hari itu. (Terima kasih pertama untuk Kenny udah susah-sudah nunggu saya sampai 2-jam lebih).

Saya yang nggak mempersiapkan banyak hal selain kertas-kertas copy-an dari application form, research plan dan contoh-contoh soal ujian tertulis tahun sebelumnya mencoba membaca-baca ulang isi dari berkas-berkas tersebut. Saya sedikit berfokus kepada contoh-contoh soal ujian tertulis tahun lalu sambil menjelang waktu tidur.

Esok paginya (16 Juni 2014), saya janjian sama Kenny ditempat saya menginap dan dianterin lagi sama Kenny ke Pusat Studi Jepang (PSJ) UI tempat dimana ujian tertulis akan berlangsung pagi itu. (ya ampun Kenny ini baik sekali, nganterin saya kesana-sini T,T). Ujian tertulis akan dimulai jam 10 pagi. Saya sudah nangkring di depan Auditorium pagi-pagi jam 8:30. Kali itu saya sendirian nungguinnya. Gak sendirian juga ding... ada peserta lain disana, cuma diem-dieman aja karena nggak ada yang kenal satupun.

Suasana Saat Ujian Tertulis
Saya dan peserta lain dipersilakan masuk ke Auditorium pukul 9:30. Oh iya, saat dinyatakan lulus, di dalam surat pengumuman peserta akan diminta untuk membawa ID card (bisa KTP atau passport), dan alat-alat tulis untuk ujian. Jadi panitia seleksi tidak akan menyediakan alat tulis untuk peserta. Sebelum dimulainya ujian, biasanya panitia akan memberikan penjelasan dan tata tertib yang berkaitan dengan seleksi monbusho ini, terutama untuk ujian tertulis.

Ujian tertulis ini, khusus untuk research student, TIDAK ada materi ujian semacam matematika, fisika, atau yang lainnya. Hanya ada 2 materi yang diujiankan dan keduanya adalah ujian bahasa.  60 menit pertama, peserta akan diminta untuk mengerjakan ujian bahasa Inggris dan 120 menit berikutnya akan dilanjutkan dengan ujian bahasa Jepang.

Jangan khawatir buat yang nggak bisa sama sekali dengan bahasa Jepang (kaya saya). Hasil dari ujian ini yang diambil adalah nilai yang paling tinggi diantara kedua. Tentu saja saya ada kepikiran, "kalau begitu akan beruntung sekali bisa bahasa Jepang dan bahasa Inggris maka kesempatannya lebih besar untuk memperloleh hasil yang bagus dikedua tesnya". Hmm... bisa iya, bisa tidak. Kenapa begitu? Karena yang diambil adalah nilai yang paling tinggi, akan sama saja toh akhirnya. Pikiran saya, seseorang akan lebih bagus disalah satu ujiannya. Tentu dia juga akan memprioritaskan ujian yang paling dikuasainya. *mencoba menyenangkan diri sendiri* lol.

Karena saya nggak bisa bahasa Jepang sama sekali, jadinya saya fokus betul-betul saat mengerjakan soal yang ada di ujian bahasa inggrisnya. Ya ampun, soalnya sebenarnya gampang tapi saya berasa banget jebakan di soal ini mengerikan. Peletakan jawaban opsional (A,B,C, dan D) juga membingungkan. Saya sempat ragu jadinya untuk milih jawaban yang benar. Di blog-nya Mas Samy (http://samybaladram.wordpress.com/2012/08/08/beasiswa-monbukagakusho-2013-hasil-seleksi-berkas-dan-tes-tertulis/) diceritakan detail sekali mengenai tipe soal apa yang ada di tes tertulis ini.

50 menit berlalu untuk ujian bahasa inggris, saya masih punya 10 menit sebelum kertas ujian dan soal dikumpulkan. Saya gunakan waktu itu untuk membaca ulang soal-soal yang saya masih ragu akan jawabannya. Lumayan, rasanya berguna juga proses re-check jawaban saya. Akhirnya saya dapat ilham buat ngasih jawab yang terbaik (menurut saya lho ya). Di ujian apapun, menurut saya time management adalah hal yang penting juga. Saat stuck sama satu soal, pindah ke soal lain. Atau part soal yang lebih mudah bisa dikerjakan terlebih dahulu ketimbang lainnya.

Selesai ujian bahasa Inggris, seperti yang saya ceritakan sebelumnya, maka dilanjutkan dengan ujian bahasa Jepang. Dengan berbekal kursus bahasa Jepang 2 tahun lalu di Tomodachi UNRI, saya mencoba peruntungan membaca barisan kana dan kanji di soal ujian tsb. Satu-satunya kata yang bisa saya baca hanya インドネシア yang bacanya "INDONESIA". 1 menit... saya mulai nulis nama dulu dan nomor ujian... 3 menit... belum ada satu katapun yang bisa saya baca. 5 menit... saya senyum-senyum bego nggak tau mau ngapain. Akhirnya di menit ke-10... saya angkat tangan dan menyerahkan lembar jawaban dan soal kepada panitia ujian hari ini. HAHA saya benar-benar nggak ada jawab satupun. Udah deh biarin aja, semoga ujian bahasa Inggris yang saya kerjakan hasilnya bagus dan memenuhi syarat untuk lanjut ke tahap seleksi berikutnya. Contoh soal ujian tertulis tahun-tahun sebelumnya bisa diunduh di link ini ya.

***
Saya pun keluar ruangan dengan perasaan lega, satu ujian sudah saya jalani dengan lancar jaya. Saya janjian lagi sama Kenny, makan siang dulu sebelum menuju ke Cikarang. Ceritanya perpisahan gitu, soalnya besok harinya Kenny akan pulang kampung ke Bengkulu juga dalam rangka liburan semester. Duh senangnya yang anak kuliahan, kalo yang udah kerja agak susah ya mau liburan. haha... Saya diajakin Kenny makan siang di resto Korea di kawasan perpustakaan pusat UI (disini halal semua). Ya ampun, saya pesen makanan pedes banget dan makanan Kenny (kalo gak salah bulbogi?) enak banget. Sekali lagi terima kasih ya Kenny, selain sudah ditemenin kemana-mana, diajakin makan lagi. Ya ampun baiknya ini orang :D

Saya mengakhiri ujian saya hari itu dengan pulang(?) ke Cikarang menaiki KRL, ada perasaan bahagia di dada saya meski di kereta saya berdiri cukup lama. Tidak apalah, hari itu saya bahagia :)

***
Kumpulan tulisan saya tentang pengalaman serta tips dan trik mendapatkan beasiswa Monbukagakusho Research Student 2015:


18 comments:

Nur'aini Azizah said... Reply To This Comment

Aaaakk... keren Teguuuh!
kalo jadi dapet Monbusho ntar kenalan yaa sama uwakku yang Monbusho juga dulunya, sekarang Prof di Universitas Mulawarman.. :D

Teguh Budianto said... Reply To This Comment

@Nuraini AzizahTeh, uwaknya kuliah di Jepang dgn monbusho? Sumpah itu kereeen banget :D
Salam sama uwaknya Teh. Hoho

Alwis Nazir said... Reply To This Comment

Tahun ini 2 orang akan datang ke Gifu University dengan beasiswa monbusho. 1 perempuan dari Univ. Andalas, 1 lagi laki2 dari Univ. Bengkulu. Kedua2nya untuk S3. Sementara untuk monbusho dengan status S3 ongoing, ada 2 orang juga yang terima.

miwwa said... Reply To This Comment

I'm happy for you too :)

Teguh Budianto said... Reply To This Comment

@Alwis Nazir Wah Pak Alwis ternyata banyak juga ya mahasiswa Indonesia di Gifu. Makin semangat!!! :D

@miwwa Hay miuw, thanks a lot :)

Unknown said... Reply To This Comment

saya tanya boleh mas?

Teguh Budianto said... Reply To This Comment

@aioria de leo boleh, silakan.

Freezy said... Reply To This Comment

hajimemashite, mas teguh. saya friska, alumni UI yang sedang apply monbusho research student 2016. saya berhasil lolos seleksi berkas dan 15 juni kemarin habis tes tertulis. pengumumannya 19 juni ini. saya pemegang N1 dan alhamdulillah tes kemarin lancar. semoga nomor ujian saya nongol di daftar yg lolos ke wawancara 19 juni nanti hehe.

saya udah muter2 banyak blog para penerima monbusho scholarship (dan mas teguh salah satunya). hampir semuanya ngasih advice untuk ngontak profesor jauh2 hari karena hanya diberi 1 bulan saja untuk mendapatkan LoA dari calon profesor (kalo lolos wawancara). yg mau saya tanyakan, menurut mas teguh, apakah tidak apa2 kalo saya ngirim e-mail permohonan bimbingan research ke 2 orang atau lebih profesor yang berbeda tapi dari university yang sama? sejauh ini saya baru ngirim ke 5 university, 1 profesor di antaranya tertarik utk ngebimbing saya. tapi saya ingin mencoba ngirim ke profesor lain dari univ yg sama yg pernah saya kirim e-mail (tentunya univnya beda dgn univ yg profesornya berkenan menerima saya).

mohon pencerahannya ya mas :)
ditunggu jawabannya
terima kasih atas waktunya

Teguh Budianto said... Reply To This Comment

@Freezy Hi, Friska. Salam kenal kembali.
Wow. selamat sudah lulus tahap pertama ya. Mudah-mudahan nanti lancar dan mendapat hasil yang diharapkan. Tentunya lulus hingga ke tahap akhir.

Btw, terima kasih sudah berkenan baca tulisan saya.

Hmm, kalau di universitas yg sama, pendapat saya begini mungkin ada baiknya kalau mengirim ke (misal) profesor A terlebih dahulu. Jika dalam 1 minggu tdk dijawab. Nah, kamu coba kirimkan perkenalan ke profesor yang satunya lagi. Jadi dikasi jeda antara profesor A dan profesor B di universitas yg sama.

Untuk profesor yang universitasnya berbeda, saya rasa nggak masalah kalau kamu mengirimkan email ke prof tsb.

Salam. Smoga bisa sedikit membantu ya.

Unknown said... Reply To This Comment

Maaf pak, punya contoh soal ujian tulis monbusho untuk college of technology?

Teguh Budianto said... Reply To This Comment

@Wihdee Ravendor coba lihat di halaman ini:
>> http://www.id.emb-japan.go.jp/sch.html
>> http://www.studyjapan.go.jp/en/toj/toj0302e-32.html#1
di web kedutaan Jepang ada menyertakan link untuk contoh-contoh soal Monbusho sebelumnya

AlpinJolala (Muhammad Alfin Ramadhan) said... Reply To This Comment

dari alumni univ GG semua, nice :)

Anonymous said... Reply To This Comment

Halo mas Teguh. Nama saya Lulu. Salam kenal ya :D Terima kasih atas artikel pengalamannya yg bermanfaat.
Saya kemarin sudah mencoba untuk daftar beasiswanya juga. Saya mau tanya2 boleh kah mas? :D
Apakah pemilihan kategori keberangkatan (April/Oktober) itu berpengaruh banget gak ya mas dalam seleksi berkasnya? Saya kebetulan pilih berangkat oktober krn sedang dlm perawatan gigi yg kemungkinan gak bisa ditinggal sebelum oktober thn depan. Saya takutnya banyak gugurnya kalo milih oktober huhu. Mungkin kira2 masnya ada temen seperjuangan yg punya penglaman dan prosedur pernah milih berangkat oktober? :D
Kalo dari segi persyaratan minimal saya sudah memnuhi, sya agak deg2an kalo ada salah2 dlm pengisian di form aplkasinya (soalnya setelah saaya lihat2 lagi habis kirim ada beberapa yg jadi pengen saya edit lagi hahaha)
Terima kasih atas perhatiannya mas :)

Leena Liyn said... Reply To This Comment

Siang Mas Teguh... Saya Lina Mas. Mas, saya mau tanya-tanya lagi nih, maaf yang ngrepotin terus ^^a

Pas ujian tertulis itu, lamanya berapa jam? Dulu Mas Teguh selesai sekitar jam berapa? Kan saya baca di tulisan Mas Teguh kalau ujiannya itu kayak TOEFL, ada part listeningnya gak?

Leena Liyn said... Reply To This Comment

Oh ya Mas, mau nanya lagi, contoh soal-soal ujian tertulis bisa didownload dimana ya? Saya udah cari, tapi link-nya pada mati. Kalo boleh, bisa dikirim ke email saya di liyn.undercover35@gmail.com?

Terima kasih banyak atas bantuannya Mas :D

Teguh Budianto said... Reply To This Comment

@Anonymous Hi, sepertinya tidak ada masalah untuk pemilihan jadwal studinya, bisa dipilih yang mana saja mungkin ngga akan mempengaruhi hasilnya. Waktu itu di angkatan saya ada sekitar 3 orang yang berangkat di bulan Oktober. Salam.

Teguh Budianto said... Reply To This Comment

@Leena LiynHi, ujiannya 120 menit masing-masing 60 menit untuk bahasa inggris dan 60 menit untuk bahasa jepang. Saya hanya mengerjakan yang bahasa inggris saja, sekitar 50 menitan. Part listening ya, saya lupa-lupa ingat. Tapi sepertinya ada part listening, saya ngga yakin nih.

Mohon maaf sekali, saya ngga simpen contoh soalnya. Sukses ya! :)

Leena Liyn said... Reply To This Comment

Oke Mas Teguh, makasih banyak ya, sudah mau bantuin saya yang ribet dan selalu ngerusuh. Sukses juga buat studinya di Jepang ^_^

Post a Comment