Thursday, August 20, 2015

Research Student di Jepang - Part 1

Dalam beberapa bulan ini (April - Agustus 2015), saya telah menjalani kehidupan sebagai mahasiswa research student di University of Tsukuba. Konon katanya masa-masa "research student" adalah masa bulan madunya freshmen di universitas. Mungkin bisa dibilang begitu, karena saat research student masih belum banyak tuntutan dari lab maupun tugas-tugas kuliah. Padahal belum tentu seperti itu juga. Karena beberapa lab (termasuk lab saya) adalah lab yang sibuk bahkan untuk seorang research student sekalipun juga kecipratan sibuknya :))
Di tulisan ini saya membuat rangkuman kegiatan saya selama menjadi research student di University of  Tsukuba. Semoga bisa menjadi gambaran dan pertimbangan teman-teman ketika akan melanjutkan pendidikan S2 di Jepang melalui tahapan research student terlebih dahulu.

April 2015
Setibanya saya di Tsukuba, saya langsung bergabung dengan laboratorium. Hampir setiap hari saya menghabiskan waktu untuk membaca buku-buku di lab. Meski nggak semua ilmu yang dibuku bisa nyangkut di ingatan saya. Se-enggaknya itulah yang disarankan sensei, dengan tujuan agar saya bisa membiasakan kemampuan otak saya yang sudah sangat lama tidak bersentuhan dengan riset dan tulisan-tulisan ilmiah :D

Sebagian besar teman-teman angkatan saya penerima beasiswa monbusho di Tsukuba Dai menjalani kelas Japanese Intensive Course. Dari namanya aja udah ketahuan kan ini program untuk belajar bahasa Jepang secara intensif di kelas. Jadwalnya setiap Senin s/d Jumat dari jam 8:40 pagi hingga jam 15:00 sore. Jadi, sepulang dari kelas tersebut barulah mereka bisa ke lab untuk belajar, tapi waktunya tentu udah habis selama di kelas bahasa Jepang.

Saya sendiri nggak bergabung dengan kelas tersebut karena dari MEXT menempatkan saya untuk langsung menjalani kegiatan di lab sebagai research student. Belakangan saya tahu kalau sebenarnya sensei saya sendiri yang memilih saya untuk langsung menjalani program research student di lab-nya (sensei yang cerita sendiri ke saya). Beliau mengatakan hal tersebut kepada saya dengan alasan:
  • Saya tidak terlalu membutuhkan kemampuan bahasa Jepang yang sangat baik untuk mengikuti kelas-kelas di kampus. Bagi beliau, saya tetap bisa lulus hanya dengan bermodalkan bahasa Inggris saja. Yah... Insha Allah semoga aja beneran bisa begitu ya. Meskipun sebenarnya mungkin akan repot juga bagi saya sendiri jika tidak mengerti bahasa Jepang..
  • Beliau ingin saya lebih cepat untuk menjalakan riset di lab-nya karena otomatis jika saya mengambil kelas bahasa intensif maka saya akan terlambat sekitar 6 bulan untuk masuk ke program research di lab-nya. Btw, program kelas bahasa intensif tersebut dijalankan selama 6 bulan pertama masa research student.
Dengan tidak punya bekal kemampuan bahasa Jepang, saya, atas persetujuan sensei, mengambil kelas bahasa Jepang non-intensif di kampus. Ini tujuannya cuma untuk membantu saya berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari di Jepang. Kelas ini hanya 1 jam 30 menit setiap harinya. Sehingga nggak begitu menyita banyak waktu saya nge-lab. Padahal saya juga ngelab nggak rajin-rajin amat, sekitar jam 10 pagi - 9 atau 10 malam aja. Masih kalah dengan waktu ngelab temen-temen di lab saya ini mah. Mayoritas pulang jam 10 malam atau bisa lebih larut lagi. Tapi kayanya nggak ada yang sampe nginap dan tidur di lab. Jam 11 PM kayanya orang terakhir sudah pulang.

Mei 2015
Di bulan ini, saya jadi lebih sering diskusi dan meeting dengan sensei. Mungkin sekitar 2 kali dalam seminggu untuk membicarakan progress dan rencana riset saya. Setiap pertemuan itu, saya dapat beberapa target mingguan. Dan di setiap pertemuan, sensei dan saya membahas langkah apa yang akan saya lakukan untuk pertemuan berikutnya. Di bulan ini saya lebih banyak ngerjain literature review yang berkaitan dengan tema riset saya. So far, so good.
Semua ini semata-mata untuk membantu persiapan saya ujian masuk. Nanti rencana riset inilah yang akan saya presentasikan saat ujian masuk universitas.
Kebetulan di lab saya ini punya kebiasaan untuk membantu semua research student melakukan persiapan ujian masuk. Mulai dari membimbing latihan persoalan matematika, hingga persiapan rencana riset. Ada sekitar 4 orang yang dibimbing oleh lab saya terkait persiapan ujian masuk universitas. By the way, nggak semua lab lho yang kaya begini. Bahkan bisa saya bilang mayoritas di graduate school saya, calon mahasiswa (atau research student) mempersiapkan ujian masuknya secara mandiri. Belajar sendiri, nulis rencana riset sendiri. Gitu. Hehe... beruntungnya saya :)

Juni 2015
Saya sudah ngumpulin data sample di bulan ini. Sekalian ngelakuin simulasi untuk data-data yang bisa digunakan oleh public. Saya coba simulasi ke riset yang udah jelas-jelas berhasil. Untuk ngelihat sejauh apa tema riset saya cukup masuk akal untuk dikerjakan. Saya sampe ngulang-ngulang simulasi yang akan saya kerjakan tersebut, dan hasilnya saya diskusikan kepada sensei. Biar kalau ada yang salah, itu langsung ketahuan dan dapat masukan saran yang bagus buat persiapan riset saya.
Di bulan ini bertepatan dengan puasa Ramadhan, meski sedikit berat untuk membagi waktu antara ibadah dan belajar di lab. Lumayan sedih sebenarnya karena ibadah sunnah di bulan Ramadhan saya kali ini mungkin tidak sebaik yang teman-teman kerjakan. Selain itu, terkadang saya tidak sempat tidur untuk karena takut kebablasan dan nggak bisa bangun untuk makan sahur. Yang parahnya adalah, kelas bahasa jepang saya mulai keteteran karena susah banget bangun untuk masuk kelas pagi. haha... Insha Allah kalau sempat akan saya tulis pengalaman berpuasa di Jepang.

Juli 2015
Saya berhasil merampungkan proposal riset saya di bulan ini, proposal riset baru yang pernah di sarankan sensei pembimbing untuk saya jalankan nanti selama di Jepang. Proposal ini bersamaan dengan dokumen-dokumen lain, saya kumpulkan dan saya serahkan ke bagian penerimaan mahasiswa untuk selanjutnya di proses. Sambil menunggu jadwal ujian masuk (Agustus 2015), saya mempersiapkan materi presentasi dan melanjutkan diskusi untuk mematangkan riset saya secara keseluruhan. Persiapannya lumayan sih, sensei saya dan senpai-senpai banyak bantuin persiapan untuk ujian masuk sampe-sampe saya rajin banget lembur di lab sampai menjelang subuh. Well, sebenernya pernah sampe rumah pas bener-bener subuh :))
Juli 2015 bertepatan dengan hari raya Idul Fitri, saya sempatkan untuk berkumpul dengan saudara-saudara muslim di Mesjid Tsukuba dan keluarga muslim Indonesia. Ini merupakan hari raya pertama saya tidak bersama keluarga di rumah, sedih memang, kangen tentu saja. Alhamdulillah teknologi komunikasi sekarang sudah canggih, jadi bisa sungkeman virtual via video call. Ditambah lagi lontong opor buatan ibu-ibu Indonesia di Tsukuba bisa sedikit menghapus rindu makan masakan rumah. Bagi saya, lebaran cuma berasa pas di moment itu aja. Sehabis itu, di hari yang sama bahkan, saya melanjutkan aktivitas seperti hari-hari biasanya. Ngelab, bikin report, dan progress update layaknya hari biasa aja.

Agustus 2015
Ada yang bilang ujian untuk MEXT scholars itu formalitas aja. Aih siapa yang bilang? Ini saya nggak setuju sama sekali. Karena di ujian masuk universitas, kita benar-benar bersaing dengan calon mahasiswa lain. Jadi persiapan yang baik akan memperbesar peluang kita untuk dapat diterima di universitas.
Ujian masuk universitas dimulai tanggal 19 Agustus, saya kebagian jadwal di hari pertama. Dan coba tebak, saya juga yang pertama dipanggil untuk presentasi riset proposal di hari itu. Saya sudah banyak persiapan untuk presentasi ini, berulang-ulang presentasi di depan temen, sensei, atau kadang latihan presentasi sendirian. Selain itu, saya juga bikin question answer prediction untuk pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan, dan script presentasi yang saya bisa saya hafal (bukan dihafal 100% juga ya, kalau kitanya paham bakalan gampang buat presentasi).
Hari H ujian masuk universitas, saya ganteng banget kayanya. Pake baju rapi, pake dasi. Nggak pernah-pernahnya begitu. haha. Saya masuk ke ruang ujian. Ada 5 orang professor di depan saya. Saya sama sekali nggak nervous, takut atau apalah. Saya santai banget malah. Professor yang pertama minta saya perkenalkan diri sambil dia cek data pribadi saya yang saya submit ke kampus. Awalnya professor ini ngomong pakai bahasa Jepang, saya nggak mudeng dan bengong. Akhirnya dia sadar saya nggak bisa berbahasa Jepang dan bertanya dalam bahasa Inggris. Syukurlah...
Ujiannya total 30 menit dengan masing-masing 15 menit untuk presentasi proposal dan 15 menit untuk tanya jawab. Ahh, 30 menit itu rasanya cepet banget. Alhamdulillah saya puas dengan ujian saya waktu itu. Saat ini tinggal menunggu hasil ujiannya yang akan diumumkan pada bulan September 2015. Bismillah. Doakan yaa!

***
Ini cerita singkat saya dari April - Agustus 2015 sebagai research student di University of Tsukuba. Pengalaman research student bulan-bulan ke depan akan saya tuliskan dalam Part 2. Please enjoy and let me know if you have any inquiry :)

Research Student di Jepang - Part 2

Tuesday, April 21, 2015

Selamat Datang di Jepang!

Pesawat JL726 yang saya tumpangi itu berukuran sangat besar, maklum meski berkali-kali naik pesawat saya belum pernah naik pesawat model Boeing 787. Dengan body yang sangat besar itu, sangat jarang terjadi tubulensi (atau mungkin ada tapi saya tidak ngerasain aja) di dalam pesawat. Jadi saya asik saja tidur, bangun, makan, nonton video, dan main game. Saya cukup menikmati semua fasilitas yang memang sudah disediakan oleh maskapai JAL. Selain itu, ada fasilitas yang bikin saya ngiler pengen nyobain, yaitu Wi-fi on Flight. Canggih ya, pesawat jaman sekarang sudah disediakan Wi-Fi. Namun sayang, untuk bisa mengaksesnya kita diharuskan bayar sekitar 3000 - 6000yen (saya agak lupa, tapi lumayan mahal).

Saya susah tidur nyenyak di pesawat, terkadang terbangun sebentar dan mencoba untuk tidur lagi itu rasanya sulit. Mungkin sekitar jam 2 AM saya baru bisa tertidur.

Menjelang subuh, saya bangun dan mendirikan shalat, sambil duduk saja sebenernya. Saya nggak tidur lagi saat itu, karena mba-mba pramugari JAL mulai bergegas memberikan sarapan, lumayan...

Saya menoleh sebentar ke jendela pesawat, awan-awan di sisi pesawat bisa terlihat jelas dan saya agak terpana ngeliatin jendela karena ada gumpalan-gumpalan es kecil menempel di baik jendela luar. Subhanallah berarti diatas itu saat malam dingin banget!

Matahari mulai terlihat cerah, meski awan sedikit menutupi matahari pagi itu. Perlahan tapi pasti, pesawat mulai menurunkan ketinggiannya, dia mulai mendekati bandara Narita. Dari atas, saya melihat Jepang. Ini lho Jepang yang selama ini cuma saya lihat dan bayangkan lewat foto, dan video. Saya berdecak kagum dalam hati dan bersyukur sebentar lagi akan memijakkan kaki ke belahan bumi Allah SWT yang lainnya. Pesawat semakin dekat dengan landasan pacu. Sekitar pukul 7:10 JST tanggal 2 April 2015, pesawat-pun mendarat dengan mulus. Hamparan sakura terlihat dari kiri-kanan landasan, seperti menyapa setiap orang yang mendarat pagi itu. Alhamdulillah. 

***

Semua orang berjalan sangat cepat, di Jepang gaya berjalan seperti ini sudah sangat biasa. Saya dan beberapa teman sesama penerima monbusho bergegas berjalan menuju Keimigriasian Narita Airport. Disana antrian sudah sangat panjang, bayangkan saja kami yang dari Indonesia mungkin ada sekitar 40 orang (S1,D2,D3, Research Student) dan ditambah lagi rekan-rekan awardee dari negara lain yang datang disaat hampir bersamaan. Jadilah, untuk urusan imigrasi saja sudah menghabiskan waktu hampir 1,5jam. Saat di Imigrasi, kita yang akan tinggal cukup lama di Jepang akan diberikan Resident Card (semacam KTP untuk orang asing; dulu namanya Alien Card), jadi dijaga baik-baik dan jangan sampai hilang kalau nggak mau disangka kriminal dan pendatang gelap :D

Usai mengambil bagasi, saya mendorong bagasi saya dengan trolley menuju pintu kedatangan di Narita. Disinilah semua monbusho students yang datang dari Indonesia mulai menyebar, kami berpisah dengan sekedar sapa "Sampai ketemu lagi. Good luck!" dan semuanya pergi menuju universitasnya masing-masing.

Pihak University of Tsukuba mengabarkan kalau akan ada staff yang menunggu di depan pintu kedatangan. Seorang berwajah Jepang banget, berpakaian rapi dengan jas dan pakaian serba hitam mengangkat tinggi-tinggi kertas bertuliskan nama 4 orang dari Indonesia, saya dan 3 rekan lainnya (Mas Fajar, Mba Eka, dan Kak Yumi). Kamipun membalas dengan melambaikan tangan, "Hello, sir", seakan sudah mengerti kalau kamilah ke-empat orang itu diapun menyapa "Selamat Datang di Jepang! Selamat Datang!" dengan wajah ramah dan antusias. Dan ucapan selamat datang itu diulang berkali-kali. Lucu juga, saya udah nahan ketawa pas bapaknya ngomong begitu, tapi di sisi lain saya merasa tersanjung dia bela-bela-in belajar ngucapin selamat datang dalam Bahasa Indonesia. Salut!

Saya pun keluar dari ruang kedatangan Narita. Udara dingin di Jepang seperti menusuk-nusuk tulang, saya pikir jaket saya cukup tebal tapi sepertinya nggak begitu sanggup melindungi diri dari angin kencang dan udara dingin.

Tidak menunggu lama, bersama dengan beberapa mahasiswa dari negara lain, kami menaiki bus jemputan University of Tsukuba dan segera menuju kampus. Perlu dicatat, sepertinya tidak semua universitas menjemput student-nya, bahkan ada yang hanya menunggu kedatangan kita di kampus. Jadi mesti mandiri. Tadi awalnya saya mikir juga akan naik bis sendiri dari Narita ke universitas, tapi syukurnya dijemput dan bisa hemat duit transpor. *hemat duit selalu jadi problem* lol.

Perjalanan dari Narita ke Tsukuba akan memakan waktu sekitar 1 jam. Selama diperjalanan, kami dimanjakan (atau lebih tepatnya disambut) oleh hamparan pemandangan yang asing; yaitu pohon sakura yang bermekaran. Saya lebih banyak tidur selama diperjalanan 60 menit ini meski sesekali menoleh ke luar melihat pemandangan baru.

Dan tibalah saya di University of Tsukuba!

Saya diberitahukan oleh sensei via email bahwa akan ada seorang mahasiswa di lab-nya yang akan menjemput saya; Lin-san. Hari pertama di Tsukuba, Lin-san lah yang banyak membantu saya. Mulai dari bantuin angkat koper, mengurus prosedur masuk ke dormitory kampus, mengantar saya ke lab untuk bertemu sensei, menemani saya di acara orientasi penerima beasiswa, dan macem-macemlah yang berkaitan dengan administrasi kampus. Karena terkadang beberapa dokumen ditulis dalam bahasa Jepang. よろしくお願いします。

Begitulah hari pertama saya di Jepang, dan akan memulai hidup baru sebagai research student di di University of Tsukuba. Hasil pertemuan pertama saya dengan sensei bisa disimpulkan saat ini tugas saya yang paling penting adalah mempersiapkan diri untuk ujian masuk universitas, agar semester depan saya langsung bisa memulai masuk ke master degree. Bismillah, mohon doanya ya! :D

Tsukuba-shi, Perfecture Ibaraki, Japan - April 21st, 2015.


First day in University of Tsukuba was very clear and defenitely cold. Even the sun was bright on Summer, it was still colder than I ever felt in my hometown. Wearing 2 or more jackets will protect your body from 'masuk angin' when living in Tsukuba-shi.

Tuesday, April 14, 2015

Monbukagakusho Research Student 2015 : Epilog

Acara pelepasan dan orientasi penerima beasiswa Pemerintah Jepang 2015
(Picture: Okezone)

09 Februari 2014, saya sudah pasang target untuk daftar beasiswa sebanyak mungkin (iya banyak, karena pengalaman tahun lalu banyak beasiswa yang tidak sempat saya apply), yang jadi prioritas saya waktu itu adalah LPDP dan Monbukagakusho Research Student.

Maret 2014, saya mulai menyiapkan segala berkas yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat pendaftaran beasiswa Monbusho, sekitar 1 bulan sebelum pendaftaran di buka.

24 April 2014, saya mengirimkan seluruh berkas pendaftaran ke Kedubes Jepang di Indonesia. Hari itu hanya 2 hari menjelang deadline pengumpulan berkas pendaftaran [selayang pandang].

10 Juni 2014, saya mendapat informasi melalui facebook Kedubes Jepang perihal pengumuman kelulusan seleksi berkas dan diminta untuk menghadiri seleksi tertulis pada tanggal 16 Juni 2014 [tes tertulis] dan seleksi wawancara pada 19 Juni 2014 [wawancara].

11 Juli 2014, Kedubes Jepang mengumumkan peserta yang lulus di tahap primary screening dan saya menjadi salah satu yang lulus di tahap ini. Saya diminta untuk mengirimkan berkas-berkas yang dibutuhkan [primary screening].

Agustus 2014, saya memperoleh 3 letter of acceptance (LoA) masing-masing dari University of Tsukuba, Nara Institute of Science and Technology, dan Nagoya Institute of Technoloy [pencarian loa].

20 November 2014, saya mendapat email dari Kedubes Jepang bahwa saya termasuk dari 35 orang yang lulus di secondary screening oleh MEXT. Namun, universitas tempat saya akan studi belum ditentukan.

5 Januari 2015, saya mendapat informasi melalui staff Kedubes Jepang kalau saya ditempatkan di University of Tsukuba. Dan ini sesuai dengan  harapan saya [penempatan univ].

16 Februari 2015, saya menerima beberapa dokumen (seperti pledge, dan aplikasi visa) yang berkaitan dengan kepengurusan visa tinggal saya di Jepang nanti. Beberapa hari setelahnya saya mengirimkan semua berkas yang dibutuhkan via jasa pengiriman kilat ke Kantor Kedubes Jepang di Jakarta.

17 Februari 2015, saya dikirimkan itinerary ticket keberangkatan saya ke Jepang untuk tanggal 1 April 2015. Hanya sekitar 1,5 bulan saja sejak hari itu.

16 & 18 Februari 2015, saya resign dari pekerjaan saya yang berlokasi di Cikarang dan kembali ke kampung halaman saya di Pekanbaru, Riau untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman.

25 Februari 2015, saya menerima email dari International Student Center di University of Tsukuba memberitahukan persiapan saya selama di Jepang nanti; foto untuk student card, dormitory, dan placement test bahasa Jepang.

7 Maret 2015, saya diminta untuk mengikuti placement test kelas bahasa Jepang dari University of Tsukuba, tempat dimana saya akan belajar nanti.


30 - 31 Maret 2015, saya berangkat ke Jakarta lebih awal untuk mengikuti acara pelepasan dari Kedubes Jepang. [Berita acara pelepasan oleh Kedubes Jepang juga dimuat di Okezone.com]

1 April 2015 pukul 21:55, terbang ke Jepang dengan pesawat JL726 dari Soekarno Hatta menuju Narita Airport.
***
Alhamdulillah. Rasa syukur yang begitu besar saya ucapkan atas berkah yang berlimpah yang Allah SWT berikan kepada saya. Dari setiap ikhtiar yang kutempuh, Kau senantiasa diberikan kekuatan dan kemudahan kepada hamba-Mu ini dalam menghadapinya. Dari setiap doa yang kuucapkan, Kau membalasnya dalam waktu dan keadaan yang paling baik. Ya Allah, bimbinglah hamba untuk meneruskan perjuangan ini dan jagalah setiap langkah yang kutempuh agar selalu berada di jalan-Mu Ya Rabb.

Terima kasih untuk Mamak, Bapak, kakak, adik-adikku. Setiap semangat dari kalian membuat aku semakin kuat, aku mungkin tidak bisa melangkah sejauh ini tanpa doa dari kalian.

Terima kasih untuk Ibu Luh, Ibu Okfalisa, Pak Alwis, Pak Surya, Ibu Elin, dan Ibu Yenita yang berkali-kali saya jadikan tempat untuk sharing dan meminta surat rekomendasinya.

Terima kasih untuk Pak Ardan, Pak Puji dan Pak Suhandi atas bimbingan selama saya bekerja dan kesediaannya untuk menuliskan surat rekomendasi bagi saya.

Terima kasih untuk sahabat, teman, rekan yang mendukung saya selama ini, serta Kenny dan Risqa yang banyak membantu urusan administratif dsb. Semoga kelak kita bisa berjumpa lagi di suatu masa yang lebih baik.

Kesempatan dan kepercayaan yang saya emban saat ini hanyalah sebuah permulaan bagi saya. Mimpi yang perlahan menjadi kelihatan sangat nyata. Suatu hal yang lebih berat mungkin sedang menanti kehadiranku. Semoga Allah SWT menjadikan saya sebagai orang yang selalu kuat dan gigih mengahadapi setiap rintangan yang ada dan yang senantiasa bersabar dan bersyukur. Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Bismillahirrahmanirrahim. Insha Allah saya siap untuk meneruskan jalan ini.

Tsukuba-shi, Ibaraki Perfecture, JAPAN - April 14th, 2015.

Saturday, January 10, 2015

Monbukagakusho Research Student 2015 (Part 7): Hasil Final

Sejak September 2014, saya menunggu kepastian bahwa pengumuman secondary screening beasiswa Monbusho akan diumumkan pada awal Desember 2014. Artinya, saya harus menunggu selama kurang lebih 4 bulan. Dan itu menjadi 4 bulan yang rasanya lamaaaaaaaaa banget. Beruntung saya punya temen cerita yang sama-sama menunggu pengumuman ini. Ditambah dengan saya sering-sering cek dan ricek ke forum dan grup pemburu beasiswa monbusho research student dari berbagai negara, cukup melegakan karena informasi mengenai pengumuman 2nd screening memang belum ada.

20 November 2014, di beberapa forum udah heboh kalau pengumuman yang saya tunggu-tunggu sudah ada yang dinyatakan lulus. Saya mulai excited nggak sabar dapat email juga jadinya, soalnya saya belum terima email apa-apa. Akhirnya saya nanyain ke Mas Sanji (temen yg juga lulus monbusho) apa sudah terima email dari Kedubes atau belum. Akk! Ternyata udah. Panik lah saya. Kok saya nggak dapet emailnya?

"Selamat Guh, Lulus!", isi text message dari Mas Sanji setelah saya minta tolongin untuk liatin nama saya apakah ada atau enggak.

Alhamdulillah... sampe speechless karena sempat panik (kayanya saya sering panik). Haha jadi bego banget rasanya. Langsung saya minta di-forward isi notifikasi itu ke email saya buat mastiin sendiri. Soalnya rasanya beda gitu kalo udah lihat nama sendiri di list itu. Haha. Barulah sore harinya saya nerima email dari Kedutaan Besar Jepang bahwa saya lulus dari secondary screening dan ditetapkan sebagai penerima beasiswa research student. Ternyata emailnya agak telat nyampe ke saya. Baiklah, saya aja yang anaknya nggak sabaran.

Selain memberitahukan perihal kelulusan, informasi tersebut juga menginstruksikan saya untuk bergabung di sebuah grup facebook yang dimana nanti seluruh informasi terkait research student akan diinformasikan via grup tsb.

Meski sudah lulus secondari screening, namun penempatan universitas belum ditentukan oleh MEXT. Saya diminta untuk menunggu lagi, tapi nggak begitu lama, hanya sampai awal Januari 2015 saja. Saya mengira-ngira (tapi nggak tau bener sih), kalau dalam rentang waktu itu MEXT akan melakukan koordinasi dengan universitas berdasarkan preferensi yang pernah saya ajukan. 
***

Penempatan Universitas
Awal tahun 2015, saya berharap banget bisa diterima di salah satu universitas terbaik di Jepang (program research student dan selanjutnya inshaAllah bisa lanjut ke master program). Ini adalah awal tahun yang saya nanti-nantikan, awal tahun dimana memasuki masa-masa menjelang pengumuman penempatan universitas, dimanakah nanti saya  akan ditempatkan dari 3 universitas pilihan saya. (loa universitas)

Ternyata dugaan saya bener, hari pertama setelah masa liburan akhir tahun, yaitu tanggal 5 Januari 2015 perwakilan dari Kedubes Jepang memberikan pengumuman via facebook informasi mengenai penempatan universitas. Dan saya... ditempatkan di...



UNIVERSITY OF TSUKUBA !!

Alhamdulillah sesuai dengan harapan saya, University of Tsukuba ini merupakan kampus pilihan pertama saya yang saya ajukan untuk program research student monbusho. 

Saya direncanakan oleh MEXT untuk berangkat ke Jepang dan memulai research program pada April 2015. Hanya sekitar 3 bulan dari pengumuman penempatan universitas ini. Dan artinya, saya mesti persiapkan diri, terutama bahasa dan materi riset yang bisa saya angsur sebelum keberangkatan.

Bismillah, semoga Allah SWT melancarkan niat dan usaha saya menempuh pendidikan di Jepang. Because it's just the beginning :)

***
Kumpulan tulisan saya tentang pengalaman serta tips dan trik mendapatkan beasiswa Monbukagakusho Research Student 2015:


Monday, September 29, 2014

Contoh Email untuk Menghubungi Professor Jepang

*) Langkah awal untuk menghubungi professor di Jepang --> baca disini

Email subject : Asking the possibility to enroll as graduate student in your laboratory.
***
Dear Prof. ((Professor Name)),

はじめまして
My name is Teguh Budianto from Indonesia.

As information about me that my undergraduate background is Bachelor of Engineering in Informatics, Faculty of Science and Technology, State Islamic University of Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia. My undergraduate research was related to Information Retrieval and Filtering and Data Mining followed by its successfully published a paper in a national seminar in Indonesia. Furthermore, I was promoted as a teaching assistant in Intelligent System’s class in my undergraduate department, focusing on Information Filtering subjects.

I am planning to continue my study in ((UNIVERSITY's NAME)) in 2015. I have opened your website and interested to join into your laboratory because your laboratory provides research themes which fit very well with my educational background and interests.

I am highly motivated in exploring Artificial Intelligence. As for my research, I am planning to conduct research in Natural Language Processing (NLP) because there are many sides of NLP which have not yet been found. In my future research, I will propose an approach in question answering system using recommendation system to help the questioners find answers more quickly. In general, there are two recommendation approaches used in recommendation system, they are Collaborative Filtering (CF) and Content-Based (CB). Since implementing each approach separately has some drawbacks, such as overspecializationcold-start problem, and sparsity, researchers have proposed the combination of two or more approaches for tackling those drawbacks. That combination usually is known as hybrid approach. By the reason, I will use hybrid approach in this research, not only for recommending answer or question but also avoiding a proposed model from the weakness of the recommendation method. 

However, if the research is not related to your research interest, I do not mind changing the research topic to your research interest.

For your information, I have passed the primary screening from The Embassy of Japan in my country and have been nominated as an awardees candidate of Monbukagakusho Research Student 2015 via The Embassy of Japan in Indonesia.

I should be grateful and feel honored if you would give me information about the requirements and the chance to join into your laboratory.

For your consideration, I enclose Curriculum Vitae, research proposal and copy of Passing Certificate of The Primary Screening. Please let me know if you are interested and require any further details or documents. I hope to hear it from you in the near future. Thank you in advance for your kindness.

ありがとうございます

--
Sincerely yours,
Teguh Budianto
Email : -- your email here ---
Phone : -- your phone number ---